Adakah?


Adakah laut yang menunggu?
Kala senja menenggelamkan cahaya
Pada rintik-rintik bunyi
Yang mengalir di rerumputan

Adakah hutan yang bisu?
Buru-buru menyerang kematian
Langit belum lagi merah
Apa yang kita cari dari purnama setengah?

Adakah?  Bumi yang terpaku
Hujan dan rinainya bagai korden-korden berjelaga
Nyiur-nyiur di ujung pantai Sangalaki
Mengetuk kenisbian hidup

Adakah, masih?
Yang merangkul erat jiwa yang kemarau
Yang memikul beban hati yang bungkam
Yang menangisi ceria bualan

Oh, adakah yang bisa dilakukan,
dari jari-jari tak bertuan?
Oh, ataukah sekedar gurau seorang kawan?

Semarang, Malam Idul Qurban 2015
puisi ini ditulis pada tahun