Suatu Saat Nanti


Suatu saat nanti
Ketika kau telah beristri dan beranak
Coretan-coretan nakal kenanganmu menjamur di dinding-dinding kota ini
Merambat lewat retak bangunan kayunya

Suatu saat nanti
Ketika kau sibuk beristri dan beranak
Tangis mudamu mengabrasi teras-teras sungai kota ini
Luber lewat becek jalan-jalannya

Suatu saat nanti
Ketika kau masih beristri dan beranak
Potret wajahmu terbingkai langit kota ini
Bersama siang yang menggerogoti tanah-tanahnya
Gersang

Suatu saat nanti
Aku pun mungkin ingin beristri dan beranak
Namun gelapmu terus merongrong malam kota ini
Dan sundal-sundal yang semakin legit

Hingga suatu saat nanti
Kau mati beristri dan beranak
Namamu tetap menggerogoti kota ini
Hingga aku enggan beristri dan beranak lagi

Berau, Agustus 2012
puisi ini ditulis pada tahun