Bumi Kepada Langit


Tak terasa kah hujan?
Aku rebah
Tertusuk tetes-tetesan air matamu
Tiada yang lebih rindu ketimbang bumi di antara dua kakimu
Kami menunggu

Tak terusik kah mendung?
Aku meringku berangkul gelap kelabu
Tiada yang lebih sepi ketimbang udara malam hari
Kami menunggu

Betapa sedang menanti kami kepada atas
Ranting, pohon, kayu, hutan, dan kami
Tak ada yang lebih mati ketimbang kematianmu
Yang meneteskan air matanya pada bumi
Kepada kami
Yang merahasiakan mendung malunya
Dari aib bumi
Aib kami

2012
puisi ini ditulis pada tahun