Aku Anak Israil


Aku anak Israel
Yang tiap malam merunduk bersama bintang
Melebur bersama angin
Melayang bersama pasir gurun

Aku anak Israel
Yang ruas-ruas jarinya mulai menghitam
Menggesekkan lafaz:
      Subhanallah
            Alhamdulillah
                  Lalilahaillallah
                        Allahuakbar

Aku anak Israel
Yang siangnya mengasah pedang
Beradu bersama mata matahari gurun pasir
      Perang
            Serang
                  Pedang
                        Padang
                              Menang

Tiga puluh ribu malamku
Seribu bulan perangku
Delapan puluh tiga tahun empat bulan
Menyerah diri-seluruh hidupku

Hingga Muhammad hadir
Membawa usia yang hanya dua per tiga amalku
Iri kalian 
Dengki kalian
Hingga Tuhan menampar perasaan kalian dengan qadr

"Sesungguhnya telah Kami turunkan Al Qur’an pada malam al qadr. Dan apa engkau dapat mengetahui kebesaran malam itu? Malam itu lebih baik daripada seribu bulan. Turun malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka membawa segala urusan. Selamat sejahteralah malam itu sehinggalah terbit fajar."

Aku anak Israel
Yang tiga puluh ribu malamnya tak lebih gemilang daripada qadr kalian
Yang seribu bulan perangnya tak lebih mulia daripada qadr kalian
Yang delapan puluh tiga tahun empat bulan hidupnya tak lebih baik daripada qadr kalian

Berau, Ramadhan 2012

*Juara tiga dalam ajang Cahaya Kemilau Ramadhan tahun 2012
puisi ini ditulis pada tahun