Hati sisa-sisa yang abu menjaja karang dedaunan kalbuku
Memanusiakan malam dengan tepuk tangan jalanan
Memagikan embun atas genting-genting rerumputan siang
Dia hanya anak malang yang ditingal melacur ibunya kala malam
Ditinggal mencopet ayahnya kala siang
Ditinggal menipu kakak perempuannya kala diam
Ditinggal mengemis adik laki-lakinya kala hujan
Dan ditinggal mengamen hidupnya kala kelam
Hati sisa-sisa membaur di air liur seniman dan preman
Kala jarinya seniman, wajahnya preman
Kala tangannya preman, otaknya seniman
Kala hatinya seniman, matanya preman
Kala kakinya preman, mulutnya seniman
Hati sisa-sisa dari embun yang memagikan genting rerumputan
Tepuk tangan malam menghitung duit di beha ibunya
Menelisik rupiah di dompet ayahnya
Merogoh kocek di kantong kakak perempuannya
Mengais koin di gelas plastik adik laki-lakinya
Dan menaruh topi lusuhnya di dada
Turut berduka cita atas bangsa yang kaya