Sebuah tongkat emas yang kini lepas dari jari-jari mungil yang malang
Yang terbang menembus pekat temaram
Yang remuk dari hati putih si bajingan
Yang hidup menanggung luka, perih menggerogoti kulitnya
Tongkat emas yang entah pada siapa kini bekerja
Entah pada siapa kini mengabdi memberikan sinarnya
Entah pada siapa panjang-kaku itu menanti senantiasa pasrahnya
Entah pada siapa
Tongkat emas yang tenggelam di pusat huru-hara
Melayang tanpa jejak, tanpa sayap, tanpa asap
Terhapus masa, tumpah darah terbaur jadi merah muda
Tanpa sececer pun yang mampu dicari dan disatukan kembali
Nyiur itu lesu, terlambai tak semangat
Ombak menggulung lirih, hilang buih
Angin tanpa deru membisik sumbat
Senyum sembab tanpa tawa
Udara putih pada sukma
Semarang, 17 Maret 2010