...
Swaramu senantiasa tumpah
Membentur dinding puri hikmah
Dan aku tak akan lupa tanah
Meski pulang terkutuk dan bertuah

Dengarlah air hujan yang runtuh
Merasuk luruh segala tubuh
Hidup ini kerontang benar sungguh
Manusia ini rindu cahaya utuh

Biarlah gelap jadi prasangka
Cahya itu takkan ingkar janjinya
Jiwa-jiwa kembali pada surya
Saatnya tiba, kita berpisah jua

-Rindu Cahaya, 17 September 2017-


Dampamu adalah 160 puisi pilihan yang ditulis dalam kurun waktu satu dasawarsa (2009-2018). Di dalamnya termuat puisi-puisi yang merdeka. Puisi-puisi yang seolah memilih jalannya sendiri akan menjadi  apa, akan lahir dengan cara bagaimana, akan berbentuk seperti apa, akan menyampaikan apa, dan akan mengeksiskan diri di mana. Betapa ternyata puisi bagaikan anak-anak  yang merdeka. Maka Dampamu juga merupakan sebuah ikrar yang merestui kemerdekaan itu. Merdekalah kalian semua.