Bimbang


Selalu kutulis kau
Dalam sajak-sajak kemarau
Disaksikan para arwah di langit kota
Diaminkan oleh kucing-kucing Meruya
Lalu tak lagi kutemui anak-anak pelipur hati
Karena aku hampir usai, dan tak mau mati

Mari, kita perlu sepakati ini
Duhai kau yang tersirat di atas setiap surat
Agar tanganku bisa khianati janji
Dan engkau tak perlu mengelak
Kita sudah sama-sama musti saling lupa
Dan segera mangkat

Dari pelabuhan itu akan datang sebuah isyarat
Karena aku harus angkat kaki, agar tak dicaci dimaki
Kau bisa diam dan semayam di ranting itu
Semua mengerti, semua pahami
Kau dan aku pernah terikat, sebelum mereka terlibat

Jadi akan kemana kau? Yang mendaulat buku-buku
Dan cerita akan kembali pada bualan yang kosong
Karena kau dan aku tlah berikrar menjauh
Sepanjang jarak pada ujung itu, siapa dari kita siap menunggu?
Kalau rindu di dadaku-dadamu terlalu tegar untuk melanggar
Maka perjanjian adalah angan-angan
Sedang kita adalah keabadian

Tapi aku harus mangkat
Dari aku segala minggat
Dari kau yang lahir pada sajak-sajak kemarau
Jika rindu terlalu berat kau tunggu
Maka akan ada aku yang mengadu

Meruya, 12 September 2018 
puisi ini ditulis pada tahun