Berserah I


kepada para penghamba

Allah-ku
Jiwa-jiwa yang kosong memanggil-Mu
Di dalam relung-relung waktu yang lalai
Di dalam deru-deru ruang yang lerai
Kusebut Engkau dalam satir
Kucari Engkau dalam kafir

Kusebut Engkau
Kala ini berada dalam titik hampa
Kala segala angkuh jadi hamba
Kutemui Kau dalam peluh-peluk dosa
Yang berjatuhan begitu saja
Bagai air dari langit di musim hujan
Atau debu-debu padang pasir di tengah siang

Aku adalah sekecil-kecilnya  iman
Dan sebesar-besarnya kedurjanaan
Maka kubiarkan ranting-ranting pohon berbuah nama-Mu
Kuizinkan desau udara membisikkan tasbih-Mu
Kuresapi kepingan-kepingan maha cinta dalam setiap kedipan mata
Serta kurengkuh langit-langit malam untuk menjumpai ruh-Mu
Agar luruh segala keakuanku
Agar akuku menjadi aku-Mu
Dan kembalinya segala pada titah-Mu

Allah-ku
Di penghabisan ini aku mengadu
Membawa seutuhnya jiwa yang pasrah
Ke mana lagi aku harus berserah
Engkau lah

Semarang, 8 Januari 2018
puisi ini ditulis pada tahun