Dirimu


Dan bagiku
Mentari tak cukup terangi tiap jengkal langkahku
Setiap desis nafas mampu membunuh di saat tubuh hilang asa untuk berpijak
Hingga ia menyongsong peraduannya
Dan mega merah menemani air mata menerawang hidup hari ini
Putus asa, sakit, sedih, perih, rindu, marah, benci
Menemani lamunan magribku
Hingga tak ada lagi yang mampu kupertahankan untuk hidup
Dan cukuplah Dirimu
Zat yang menggenggam erat nafasku
Memikulku saat terjatuh
Dan cukuplah Dirimu
Yang pertama kali menyapaku
Saat tatap ini mulai terjaga mengawali hari
Dan cukuplah Dirimu
Yang namanya pertama kali kueja
Yang menghidupkanku pagi ini

2010
puisi ini ditulis pada tahun