Sajak Bulan dan Sungai Segah


Kuhela nafas panjang di tepi segah
Duduk sendiri, rebahkan pundak-pundak yang lelah
Sejenak melepaskan penat yang kian memberat
Secangkir kopi dan roti setia menemani

Lihat! Ketinting-ketinting tertambat dan merapat
Terombang-ambing dibuai riak sungai bening
Sedangkan manusia telah meninggalkan kehidupan jalannya
Berselimut mimpi, menutup ributnya hari

Sementara bulan menunggu dengan diamnya
Mengirimkan kemuning, pendar-pendar cahaya
Segah melarutkan sinarnya
Hangatlah setiap sudut Banua

Dalam tidurku, aku berangan
Dalam mimpiku, aku terdiam
Aku ingin pulang
Pulang padamu

Kurindu riak Sungai Segah
Kurindu bulan di atasnya
Sambil terjaga
Duduk di tepinya

Semarang, 27 Januari 2016
puisi ini ditulis pada tahun