Kau Ketika Nanti


Aku merenung
Tak hanya sekadar habis luka
Butuh berkarung tekad tantang mendung
Dihujani pesan dan luka

Kau dan nanti itu tak lebih dari hantu yang mengintai
Dari semak
Dari akar
Dari pasir
Dari tiang-tiang pancang pinggir sungai
Diam-diam mematai
Diam-diam mendekati
Lalu terkam
Terjang!
Lumat aku
Kuras darahku
Lalu pergi

Apa?
Aku sudah pasti tak mampu
Untuk berpura baik-baik saja
Kenapa kau tanya

Tanjung Redeb, 30 Juli 2014
puisi ini ditulis pada tahun