Kelingking Terpaut


Kemana perginya sukma yang dulu pernah kita reguk bulirnya?
Saat dua pasang mata itu satu
Lalu tunduk masing-masing menatap sepatu
Malu

Dia masih tinggi
Menjunjung tinggi ketinggiannya
Setinggi-tingginya
Meski jarum waktu hari ini berusaha memikul kerendahannya

Kemana jiwa yang pernah mengataskan langit menghujan bunga?
Lewatkah?
Kebersamaan tuk tik tak tik detik-detik rantai kelingking kita
Kemana?
Kelingkingmu mana?

20 Oktober 2010
puisi ini ditulis pada tahun